SUMENEP - Sekolah responsif gender merupakan salah satu gerakan untuk memastikan, bahwa penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara inklusif, adil, serta mengakomodir kebutuhan murid, baik kebutuhan murid laki-laki maupun perempuan.
“Pembelajaran responsif gender penting diterapkan, untuk membangun paradigma kesetaraan gender di kalangan generasi muda, supaya tidak ada pandangan yang merugikan kaum perempuan, ” kata Bupati di sela-sela Penandatanganan Komitmen Bersama Sekolah Responsif Gender di Kabupaten Sumenep, di Aula Kantor KPRI Serba Usaha, Rabu (31/05/2023).
Karena itulah, sekolah responsif gender hendaknya mampu menjadi laboratorium budaya yang mempunyai peran, dalam menyiapkan insan cerdas melalui pola-pola relasi sosial yang saling mendukung dan menguntungkan.
Itu dilakukan sebagai langkah dasar untuk melahirkan kesadaran pentingnya kesetaraan gender, sehingga sekolah memberikan kebermanfaatan bagi orang lain tanpa khawatir didiskrisminasi.
“Kami mengharapkan melalui sekolah responsif gender ini, siswa perempuan dan laki-laki bisa belajar, mengenal, dan menemukan diri untuk membangun pola relasi sosial yang lebih baik di antara semua pelajar, ” terang Bupati.
Pada kesempatan itu Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Jawa Timur dan Inovasi Jawa Timur, memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada Bupati Achmad Fauzi sebagai pelopor sekolah responsif gender Kabupaten Sumenep.
Baca juga:
Menikmati Kesegaran Sungai Gintung
|
Bupati mengatakan, Pemerintah Daerah mendukung gerakan sekolah responsif gender sebagai upaya peningkatan pengarusutamaan gender, yang diwujudkan sebagai salah satu program unggulan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 - 2026.
“Para guru, kepala sekolah, masyarakat dan instansi terkait untuk bersama-sama memberikan perhatian kepada sekolah ini, supaya pelaksnaannya sesuai dengan keinginan dan harapan bersama, ” pungkas Bupati Achmad Fauzi. (Yasik, Fer)